Thursday 3 March 2011

BAHAN DASAR KITCHEN SET

Ada beberapa bahan yang beredar di pasar yang biasa dipakai untuk membuat kitchen set. Diantaranya yaitu aluminium dan kayu,  baik kayu solid maupun kayu hasil olah pabrik yang banyak di pakai saat ini. Bagi kita yang awam, Hal ini membuat kita bingung ketika kita berencana membuat kitchen set, harus memilih yang mana ? atau bertanya-tanya apa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing bahan tersebut. Berikut sedikit informasi atau tips agar kita tepat memilih bahan kitchen set sesuai dengan yang kita inginkan namun masuk dalam budget yang kita siapkan.

Aluminium / Stainless

Untuk kitchen set dengan bahan dasar aluminium / Stainless biasanya telah dipabrikasi berupa modul dengan ukuran tertentu sehingga dapat disesuaikan dengan lokasi pemasangan.
“Kelebihan dari bahan aluminium / stainless tidak rapuh, mudah dibersihkan, ringan, dan dari segi warna menarik dan cocok untuk dapur-dapur modern atau higenis, sehingga banyak yang sengaja membuat kitchen set dengan bahan ini tanpa finishing pewarna (cat, dll)”

Kayu

Berbeda dengan kitchen set dari bahan aluminium / stainless, kitchen set dari bahan kayu umumnya costum, artinya kita bebas mendesain bentuk, corak dan modelnya. Oleh karena itu biasanya penyedia jasa pembuatan kitchen set dengan bahan kayu ini (tukang kayu / tukang kitchen set) akan mengajukan gambar desain kitchen set yang akan dibuat terlebih dahulu baru kemudian produksi setelah ada kesepakatan.

Papan kayu yang banyak dipakai saat ini diantaranya :
  1. Solid (kayu utuh)
  2. Layered (Plywood : Multiplex, triplex )
  3. Partikel board
  4. MDF (Medium Density Fiberboard)
  5. Blockboard
Bila anda tertarik mengetahui lebih detail tentang kayu tersebut diatas, baik dari sisi kelebihan dan kekurangannya, dibawah ini kami jelaskan dengan sederhana buat anda.

1. Solid ( kayu utuh )
Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin, dan jati belanda, dll
Harga kayu solid dihitung berdasarkan kubikasi, panjang x lebar x tebal.......umumnya harga kayu solid cenderung lebih mahal.

2. Layered ( plywood: multiplex, triplex, dll )
Kayu lapis yang biasa disebut tripleks atau multipleks, sesuai dengan namanya kayu lapis terbentuk dari beberapa lapis lembaran kayu. Lembaran-lembaran tersebut direkatkan dengan tekanan tinggi dan menggunakan perekat khusus. Kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar kayu disebut tripleks. Sedangkan yang terdiri dari lebih dari tiga lembar kayu, disebut multipleks.

Ketebalan kayu lapis bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan 18mm dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Kayu lapis bisa digunakan sebagai material untuk kitchen set, tempat tidur, lemari, atau meja.

Plywood memiliki banyak pilihan motif, yang kerap digunakan sebagai pelapis lemari ataupun kitchen set, al ; motif jati, sungkai, nyatoh, dll.....masing-masing motif mempunyai ciri khas dan warna tersendiri, umumnya plywood yang dilapisi oleh lapisan bermotif ini difinishing dengan cara plitur/ NC dan melamik.

Selain itu ada juga melaminto, yaitu kayu lapis dengan lapisan anti air yang umumnya dipasang pada bagian dalam kitchen set ataupun untuk bagian dalam pintu kamar mandi. Ada beberapa pilihan warna pada melaminto.

3. Partikel board
Jenis kayu olahan yang satu ini terbuat dari serbuk kayu kasar yang dicampur dengan bahan kimia khusus, campuran tersebut kemudian disatukan dengan lem dan dikeringkan dengan suhu tinggi.

Kayu partikel banyak digunakan sebagai material untuk berbagai furnitur. Namun, kayu partikel tergolong jenis kayu yang tidak tahan lama. Dalam kurun waktu tertentu, kayu partikel bisa berubah bentuk, terutama jika terkena air dan menahan beban terlalu berat.

4. MDF/ ( Medium Density Fiberboard )
Kayu yang terbuat dari campuran bubur kayu dengan bahan kimia tertentu, cara pembuatannya mirip dengan kayu partikel. Kayu MDF merupakan material kayu olahan yang tidak tahan terhadap air dan kelembapan. Untuk daerah-daerah yang memiliki kelembapan tinggi, sebaiknya tidak menggunakan kayu MDF.

Finishing kayu MDF bisa dilakukan dengan lapisan irisan kayu tipis ( veneer ), pelapis kertas ( tacon, supercon,dll ), melamik ataupun duco. Keunggulan dari MDF adalah permukaannya yang halus dan tidak berpori membuat proses finishing jauh lebih praktis dibandingkan proses finishing pada jenis kayu lainnya, namun ada juga kelemahannya yaitu harga yang relatif lebih mahal.

5. Blockboard
Balok-balok kayu berukuran 4cm-5cm dipadatkan menggunakan mesin, setelah itu diberi pelapis, sehingga hasil akhirnya berupa lembaran seperti papan kayu. Blockboard memiliki dua pilihan ketebalan, 15mm dan 18mm, harganya pun cenderung lebih murah dibandingkan kayu solid.

Untuk menilai kualitas kayu ada 3 faktor penentu.
1. Berat Jenis -> menentukan berat/ ringan bahan
2. Structural Strength -> menentukan kekuatan bahan dari segi struktur
3. Water Resistance Level -> menentukan ketahanan bahan terhadap air

Jenis board apa yang ringan dan kuat ?
Jika board yang dimaksud terbuat dari kayu utuh, perlu melihat tabel bahan kayu, karena 'kuat' ada 2 macam, kuat secara struktur, dan kemudian kuat tahan air.

Banyak cara untuk menambah kekuatan aggregate, antara lain memasukkan bahan kimia tambahan ke dalam campuran aggregate, dengan demikian bahan tsb akan mampu tahan air sehingga bisa dipakai di luar ruangan (exterior)

Board yang sering digunakan di industri mebel di indonesia yaitu teak-block, yang sesungguhnya adalah multipleks di mana lapisan terluarnya adalah kayu jati, namun di bagian dalam adalah kayu lunak. Treatment ini akan menambah nilai kayu tersebut, karena pola kayu yang di-'jual'. adalah kayu jati.

Teknologi yang ada saat ini, telah memungkinkan lapisan kayu untuk direkatkan pada bahan yang ringan, seperti aluminium dan juga PVC. Sehingga penampilannya tetap kayu, tetapi ringan.

Bahan ini kami sadur dari : Mengenal bahan multipleks
Pengarang : Saripoelman

No comments:

Post a Comment